Monday, June 15, 2009

The Doctor of Moto GP




The Doctor”… kira-kira apa yang ada di benak penonton semua mendengar istilah tersebut? Tentunya bukan gelar keilmuan yang didapat setelah menempuh bertahun-tahun pendidikan dan melakoni bermacam research. Bukan juga istilah untuk menyebut seorang yang kerjanya menyembuhkan orang-orang sakit. Adalah seorang Valentino Rossi yang menyandang gelar tersebut. Sebuah gelar kehormatan yang diberikan oleh para pengamat sejati Moto GP, baik itu para professional, maupun para fans yang memiliki pengamatan alami mengenai keahlian Rossi menunjukkan Big Show yang begitu menghibur para penggemarnya. Gelar tersebut diberikan karena Rossi mampu meramu beragam atraksi menarik di tengah sirkuit dan juga menghadirkan pertunjukan menawan yang hanya dapat dilakukan oleh dirinya. Atraksi-atraksi menawan dalam menyalip lawan di track khususnya keahliannya dalam menaklukan tikungan menjadi salah satu cara untuk mengobati pasien-pasien penggemar Moto GP baik yang berada di pinggir sirkuit maupun yang ada di depan layar kaca (di depan TV maksudnya).

Kemaren, pada race ke 6 Moto GP yang bertempat di CatalunyaSpanyol, para penggemar Moto GP, khususnya Rossi Holic, benar-benar menyaksikan suatu hiburan yang menarik dari permainan cantik The Doctor. Pertarungan tensi tinggi serta skill high class,,, ya high skill yang Cuma dimiliki para petarung sejati moto gp yang bukan mengandalkan kecepatan motor semata. Pertarungan antara para rider papan atas yang juga bercokol pada klasemen teratas. Pertarungan yang tidak hanya memperebutkan first position di klasemen dan podium, but also sebuah pertarungan yang penuh dengan aroma untuk menunjukkan yang terbaik.

Start di posisi terdepan masing-masing adalah Lorenzo, yang nota bene berlaku sebagai tuan rumah (doi lahir di Spanyol, kl doi lahir di lampung kan kasihan, gak bisa jadi tuan rumah di moto gp..kwek..kwek..kwek..), di posisi kedua adalah penunggang Ducati bernomor punggung 27 (kayak pemain bola aja J ) Cassey Stoner, serta my lovely rider, The Doctor di posisi ke tiga (yang di belakang gak penting lah disebutin, coz gue mau focus melakukan pengamatan untuk ketiga rider ini). Nah, begitu lomba di mulai, posisi gak berubah. Lorenzo melesat di posisi pertama, Cuma The Doctor yang nyodok di posisi ke dua, n stoner di posisi ke tiga. Perbedaan jarak yang gak begitu jauh, alias pepet-pepetan membuat para pengamat alias penonton menahan nafas (tapi gak lama-lama ye, nti ko’it). Lorenzo yang bertindak sebagai tuan rumah tentu saja memiliki hasrat tak terbendung untuk menjadi yang pertama di rumah sendiri. Sedangkan Rossi, mengusung tema “harus menang” untuk bisa mengamankan posisi di klasemen, secara pada dua pertandingan terakhir doi bermain kurang apik (gue rasa sih karena performance motornya lagi gak bagus atau setelan mesin n ban nya kurang fit, selain itu cuaca juga gak mendukung pada dua pertandingan tersebut). Sedangkan Stoner juge mengusung hasrat untuk menjadi yang pertama guna mengamankan posisi teratas di klasemen yang dipegangnya (doi menang di Mogello kemaren).

Kejar-kejaran antara ketiganya terus terjadi dengan selisih jarak yang begitu dekat. Namun ada yang aneh pada si merah (Stoner maksudnya), tunggangan doi sepertinya salah kasih makan. Ducati yang biasanya mampu melesat begitu cepat kini seakan tidak berhasrat untuk bertanding, dan membiarkan dua petarung Yamaha di depannya bertarung. Bahkan di akhir lap doi hampir aja di salip (di kejar maksudnya) sama pembalap Repsol Honda yang lagi on fire, Dovizioso.

Mulai dari lap ketiga, mulai terjadi gap antara Rossi di posisi kedua dengan Stoner di posisi ke tiga. Sedangkan Lorenzo masih dengan antusias menggeber tunggangannya untuk tetap berada di posisi terdepan. Nah, pada lap ke….. Rossi berhasil melewati Lorenzo di tikungan dan menjadi yang terdepan untuk beberapa lap, karena Lorenzo berhasil merebut kembali posisinya pada track lurus. Dan kalau diamati, performance motor Lorenzo lebih cepat dari pada Rossi. Hal ini terlihat pada top speed di lintasan lurus. Namun Rossi tidak mau tinggal diam, doi tetap menguntit orang Spanyol yang ada di depannya sambil sesekali mencari sela untuk dapat mengambil alih posisi terdepan. Kondisi krusial terjadi pada lap-lap terakhir pertandingan, 3 lap tersisa, Rossi berhasil merebut posisi terdepan setelah mendahului Lorenzo di tikungan. Secara, gue yang berjarak begitu dekat sama teve, bersorak gembira. Namun memasuki lap terakhir, Lorenzo kembali mengambil alih, kembali di track lurus motor rossi kalah saing. Harap-harap cemas apakah rossi bisa kembali merebut posisi pertama, padahal lintasan hampir saja berujung pada finish line, namun Lorenzo masih tetap di depan. Nah, sesuai dengan insting gue (dan mungkin para pendukung rossi lainnya) pada tikungan terakhir The Doctor berhasil menyalip, lagi-lagi ditikungan, dengan cara yang sangat beresiko (mungkin Cuma doi yang bisa melakukannya). Jika para raider mengurangi kecepatan pada tikungan, tapi doi malah menambah kecepatan. Langsung deh doi mengambil alih posisi terdepan dan masuk finish pada posisi pertama. Huff…akhirnya doi menang juga.

Nah, ada pengamatan menarik saat di podium, ketika Lorenzo dan Rossi berjabat tangan dan berpelukan, perlu di catet kalo hubungan keduanya sebenarnya sedang memanas dan tu dua orang beda negara lagi gak tegoran. Tapi ternyata keduanya kembali bersahabat, meski habis menjalani pertarungan hebat.

Hmmm…sungguh pertandingan yang tiada duanya.

Bravo Rossi!!!


Pictures taken from: detiksport

No comments:

Post a Comment